Minggu, 21 November 2010

FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KOPERASI

FAKTOR-FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KOPERASI


Koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan kegiatan usaha tertentu, dimana kegiatan usaha yang dimaksud berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran atau kegiatan lain. Koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Dimana masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain. Koperasi juga menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memiliki ini dinilai telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut.

Kegiatan usaha yang dikembangkan koperasi pada prinsipnya adalah kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan anggota. Salah satu indikator utama keberhasilan kegiatan usaha tersebut adalah jika usaha anggota berkembang sejalan dengan perkembangan usaha koperasi. Oleh sebab itu jenis usaha koperasi tidak dapat diseragamkan untuk setiap koperasi, sebagaimana tidak dapat diseragamkannya pandangan mengenai kondisi masyarakat yang menjadi anggota koperasi.

Pembangunan koperasi yang berhasil memerlukan sejumlah prasyarat dan pemenuhan syarat-syarat tertentu. Pembanguna itu merupakan proses dinamik, karena koperasi adalah lembaga yang hidup dan beraksi terhadap perubahan kondisi internal maupun eksternal. Mengingat koperasi merupakan lembaga milik sekelompok masyarakat, yang dibangun sendiri oleh masyarakat bersangkutan, dengan maksud untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar ekonomi masyarakat tersebut, maka dapat dipahami bahwa koperasi harus mampu melaksanakan berbagai kegiatan-kegiatan ekonomi. Dimana kegiatan tersebut harus terencana, yaitu dengan melalui penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi yang khas sifatnya.

Keberhasilan atau kegagalan koperasi ditentukan oleh keunggulan komparatif koperasi. Hal ini dapat dilihat dalam kemampuan koperasi berkompetisi memberikan pelayanan kepada anggota dan dalam usahanya tetap hidup (survive) dan berkembang dalam melaksanakan usaha. Keberhasilan koperasi di dalam melaksanakan peranannya perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

Peningkatan anggota perorangan. Pada dasarnya lebih penting jenis anggota, jumlah anggota, dan jumlah anggota yang aktif serta benar-benar ikut memiliki koperasi daripada jumlah koperasi, karena sebagai kumpulan orang kekuatan ekonomi bersumber dari anggota perorangan. Ada 2 faktor keanggotaan yang perlu diperhatikan, yaitu kemampuan ekonomi dan tingkat kecerdasan anggota. Kemampuan ekonomi anggota penting karena dapat digerakkan untuk menyusun investasi, sedangkan kecerdasan anggota sangat menentukan mutu manajemen yang sifatnya partisipatori dalam rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi dengan satu anggota satu suara.

Peningkatan modal, terutama yang berasal dari koperasi sendiri yang komponennya berupa jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela serta kesadaran anggota untuk membayarnya. Jumlah modal, asal modal dan jenis pemilik modal yang dari dalam dapat digunakan sebagai salah satu indikator utama dari kemandirian koperasi. Semakin besar modal dari dalam berarti kemandirian koperasi tersebut semakin tinggi. Indikator kemandirian yang lain adalah keberanian manajemen untuk mengambil keputusan sendiri.

Besarnya SHU dan distribusi SHU kepada anggota. Semakin adilnya pendistribusian SHU kepada anggota berarti koperasi tersebut semakin berhasil. Pembagian keuntungan koperasi ini biasanya dihitung berdasarkan presentase anggota tersebut dalam koperasi.

Peningkatan volume usaha. Volume usaha berkaitan dengan skala ekonomi, semakin besar volume usaha suatu koperasi berarti semakin besar potensinya sebagai perusahaan, sehingga dapat memberikan pelayanan dan jasa yang lebih baik kepada para anggota. Sejalan dengan identitas koperasi yang menyatakan bahwa anggota dan pelanggan adalah orang yang sama, maka volume usaha terutama harus berasal dari jasa anggota. Loyalitas dan partisipasi aktif anggota sangat menentukan besarnya volume usaha koperasi khususnya yang beasal dari anggota

Peningkatan pelayanan kepada anggota dan masyarakat. Berbeda dengan unsur yang lain, pelayanan ini sukar dihitung secara kuantitatif. Anggota dapat merasakan efeknya dengan membandingkan sebelum dan sesudah ada koperasi. Hal ini dapat dilihat seperti sebagai berikut :
- Adanya kerjasama yang baik dengan organisasi-organisasi lain, tanpa persaingan dalam melaksanakan usahanya
- Peningkatan peran serta koperasi yang sejajar dengan BUMN dan perusahaan-perusahaan swasta dalam kebijakan-kebijakan, termasuk kepemilikan saham BUMN dan perusahaan swasta oleh koperasi
- Adanya peningkatan kondisi sosial ekonomi anggota koperasi pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya


Koperasi bisa berkembang apabila koperasi tersebut baik dan sehat. Koperasi dikatakan baik apabila di dalam koperasi tersebut tidak terjadi penyimpangan yang fatal, tidak ada monopoli kekuasaan lain selain rapat anggota dan semua unsur organisasi koperasi memberi dukungan terhadap pelaksanaan program kerja/ keputusan yang telah disepakati. Sedangkan tingkat kesehatan koperasi diukur dari kesadaran anggota koperasi yang tinggi, besarnya tanggung jawab rapat anggota/ pengurus/ badan pengawas, dan pengelolaan koperasi yang didasarkan atas azas dan sendi dasar koperasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar