Rabu, 30 Maret 2011

REPELITA


Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) adalah satuan  perencanaan yang dibuat pemerintah Orde Baru di Indonesia.

Perbedaan Repelita Orde Baru dan Orde Lama adalah :
Pada Orde Lama, rencana pembangunan lima tahunan, dan disusun oleh DPR dan perancang Negara/cabinet. Sedangkan pada Orde Baru rencana pembangunan lima tahun, disusun oleh DPR, Kabinet, dosen, masyarakat.

Repelita pada Orde Baru :
1.  Repelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Pada Repelita I, menitikberatkan memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian. Pada Repelita I ini munculah istilah Trilogi Pembangunan, yaitu :
a. Stabilitas Nasional
b. Pemerataan
c. Pertumbuhan Ekonomi
Pada masa ini yang diekspor masih berupa bahan mentah.

2.  Repelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979)
Bertujuan meningkatkan pembangunan di pulau-pulau selain Jawa, Bali dan Madura, di antaranya melalui transmigrasi.
      Trilogi Pembangunan di Repelita II telah dirubah urutannya menjadi :
a. Pertumbuhan Ekonomi
b. Pemerataan
c. Stabilitas Nasional
Produk yang diekspor adalah WIP. Kebijakan Ekonomi yang terkenal adalah adanya KNOP 15 tanggal 15 November 1978, yang berisi :
- Masyarakat harus mencintai produk dalam negeri
- Mendorong ekspor
- Memberikan tarif spesifik bagi barang impor

3.  Repelita III  (1 April 1979 – 31 Maret 1984)
Repelita ini menekankan bidang industri padat karya untuk meningkatkan ekspor.
Trilogi pembangunan menjadi :
a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
c. Stabilitas Nasional yang sehat dan dinamis
Terdapat kebijakan devaluasi rupiah tanggal 30 Maret 1983 dengan menurunkan nilai rupiah. Terdapat kebijakan deregulasi perbankan tanggal 1 Juni 1983 karena ada bank-bank yang meminjam dana dari BI namun khawatir akan disalahgunakan.

4.  Repelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989)
Muncul kebijakan devaluasi tanggal 12 September 1986 karena banyak produk-produk Indonesia yang digudangkan di luar negeri dan aliran kas masuk berkurang. Selain itu, muncul juga kebijakan deregulasi, tanggal 12 Oktober 1987 tentang penyederhanaan aturan dan tanggal 27 Oktober 1988 tentang deregulasi dan debirokratisasi (birokrasi dipangkas dan bank-bank diberi kemudahan pendiriannya). Repelita IV bertujuan menciptakan lapangan kerja baru dan industri.

5.  Repelita V (1 April 1989 – 31 Maret 1994)
Di Repelita ini muncul kebijakan uang ketat (tight money policy) untuk mengatasi inflasi yang meningkat tajam (gebrakan Soemitro kedua). Menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan.

6.  Repelita VI (1 April 1994 – 31 Maret 1999)
Pada Repelita ini, pengalihan dana pembangunan ke Indonesia Timur, karena sebelumnya 75% KBI 25% KTi menjadi 40% KBI dan 60% KTI. Muncul krisis mata uang, krisis moneter sampai krisis ekonomi pada tahun 1997-1998.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar