Selasa, 17 Mei 2011

ANGGARAN DEFISIT APBN

Kebijakan fiskal yang merupakan salah satu instrumen kebijakan ekonomi makro mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam mencapai berbagai tujuan ekonomi dan sosial, yaitu stabilitas ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan mengurangi pengangguran. Di Indonesia operasi fiskal pemerintah dilakukan melalui APBN, sehingga untuk dapat menjalankan peranan dan fungsi sentral kebijakan fiskal secara baik, APBN, haruslah sehat, dapat dipercaya (credible), dan memiliki ketahanan yang berkelanjutan (sustainable). Untuk mencapai APBN yang sehat, credible, dan sustainable tersebut harus dipenuhi dua kondisi yaitu necessary condition - defisit fiskal yang terkendali, dan sufficient condition - strategi pembiayaan anggaran yang mampu menjamin ketahanan utang yang berkelanjutan. Dengan demikian, ada dua aspek penting yang selalu menjadi pusat perhatian dari para stakeholders dalam perencanaan dan pengelolaan APBN tahunan, yaitu: (i) penetapan sasaran surplus/defisit fiskal, dan (ii) perencanaan strategi pembiayaan anggaran yang tepat. Hal ini untuk menghindari terjadinya penggunaan sumber-sumber pembiayaan secara berlebihan sehingga tidak menimbulkan beban fiskal yang sangat berat di masa-masa datang.

Penyusunan anggaran negara yang berimbang memang merupakan suatu cara yang ideal untuk menghindari pengeluaran yang melebihi penerimaannya. Dengan anggaran berimbang, apabila penerimaan melebihi pengeluarannya, maka harus dipacu dengan tingkat pengeluaran untuk menseimbangkan anggaran tersebut. Percepatan itu akan menjurus pada pengeluaran-pengeluaran yang tidak produktif dan dapat memicu KKN.

Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisit, sebaliknya jika penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus. .
Sebab-sebab Terjadinya Defisit Anggaran Negara
a)      Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi
b)      Rendahnya Daya Beli Beli Masyarakat
c)       Pemerataan Pendapatan Masyarakat
d)      Melemahnya Nilai Tukar
e)      Pengeluaran Akibat Krisis Ekonomi
f)       Realisasi yang Menyimpang dari Rencana
g)      Pengeluaran Karena Inflasi

Defisit anggaran juga berdampak pada beberapa variabel ekonomi makro, antara lain :
(1) Dampak Terhadap Tingkat Bunga
Defisit anggaran ditandai dengan kurangnya pembiayaan pengeluaran negara karena kurangnya penerimaannya yang berasal dari pajak. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan anggaran pembangunan maupun rutin, negara memerlukan penambahan modal, yang berarti permintaan terhadap uang meningkat. Bunga, yang merupakan harga modal itu, akan mengalami tingkat keseimbangan yang lebih tinggi, atau tingkat bunga akan meningkat.
(2) Dampak Terhadap Neraca Pembayaran
Dalam ekonomi terbuka, defisit anggaran dapat mempengaruhi posisi ekspor dan impor
dari dan ke manca negara. Dengan meningkatnya tingkat bunga, investasi dalam negeri
akan menurun, yang berarti peluang modal asing cenderung masuk mengalir ke dalam
negeri untuk memenuhi kebutuhan investasi dalam negeri. Apabila ini terjadi, maka defisit
anggaran mempunyai dua dampak yang berkaitan, yaitu : pertama, defisit anggaran akan
meningkatkan defisit neraca pembayaran; kedua, dengan membengkaknya defisit neraca
pembayaran, akan menurunkan nilai tukar dalam negeri terhadap mata uang asing. 
(3) Dampak Terhadap Tingkat Inflasi
Pengeluaran negara yang melebihi penerimaannya berarti anggaran negara itu ekspansif,artinya ada kecenderungan terhadap kenaikan harga-harga umum (inflasi).
(4) Dampak Terhadap Konsumsi dan Tabungan
Inflasi yang diakibatkan karena defisit anggaran negara itu akan mengurangi pendapatan riil masyarakat. Pengurangan pada pendapatan riil masyarakat itu akan berakibat pada pengurangan baik konsumsi maupun tabungan.
(5) Dampak Terhadap Penggangguran
Pengganguran berarti penurunan tingkat kesempatan kerja. Kesempatan kerja tergantung pada besarnya investasi yang dilakukan baik oleh negara maupun masyarakat. Naiknya tingkat bunga akibat dari anggaran negara yang defisit itu, akan berdampak menurunnya gairah untuk investasi, yang berarti banyak proyek-proyek maupun perluasan proyek yang sudah ada tidak dapat dibangun, sehingga berakibat pada pemecatan tenaga kerja atau kurangnya tenaga kerja baru yang masuk dalam lapangan kerja. Dengan demikian defisit
anggaran ini juga secara langsung berakibat pada kenaikan peningkatan tingkat penggangguran.
(6) Dampak Terhadap Tingkat pertumbuhan
Pertumbuhan yang meningkat adalah akibat dari meningkatnya investasi, baik dari negara maupun masyarakat. Tetapi apabila perubahan variabel-variabel tersebut berlawanan dengan yang disebutkan diatas, terutama tingkat bunga yang tinggi akibat defisit anggaran, maka tingkat pertumbuhan yang tinggi tidak akan tercapai atau dapat dikatakan defisit anggaran itu juga mengakibatkan pada penurunan tingkat pertumbuhan.

Sumber : dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar